Pencairan Pinjaman Kereta Cepat JKT-BDG Terhambat Masalah Administrasi


Jakarta – Pinjaman untuk pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (JKT-BDG) dalam tahap awal sudah ditandatangani pada pertengahan Mei 2017 lalu di China. China Development Bank (CDB) berkomitmen untuk memberikan pinjaman tahap pertama sebesar US$ 1 miliar atau Rp 13 triliun dari total investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung senilai US$ 5,9 miliar.

Sayangnya, pinjaman tahap pertama untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung senilai Rp 13 triliun belum bisa cair. Pasalnya masih ada beberapa persyaratan pendukung yang perlu dipenuhi sebelum pencairan pinjaman dilakukan.

Dilansir dari detikFinance. Kemarin siang, Menteri BUMN, Rini Soemarno mendatangi Balai Kota DKI Jakarta dan bertemu langsung dengan Plt Gubernut DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang di antaranya membicarakan perkembangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Kemarin sudah disebutkan masih ada beberapa dokumen. Dokumen itu antara lain yang sama Pak Djarot (Plt Gubernur DKI Jakarta) kelihatannya, tapi saya lupa apa,” kata Deputi Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Pontas Tambunan saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Jumat (6/9/2017).

Pontas mengaku pihaknya masih menunggu perkembangan terbaru mengenai pencairan pinjaman pertama untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Ia pun berharap pencairan pinjaman tahap pertama bisa dilakukan secepatnya.

“Minggu depan saya lagi mau minta laporan dulu. Mudah-mudahan secepatnya, karena kita perlu sepecatnya,” tutur Pontas.

Mengenai lahan untuk stasiun di Halim, Jakarta Timur, Pontas mengaku bahwa sudah dibebaskan dengan koordinasi TNI Angkatan Udara.


“Kalau persetujuan seingat saya sudah ada persetujuan dari Panglima atau apa,” kata Pontas.
Previous
Next Post »

Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon