Foto: Muhammad Iqbal |
Melambatnya
perekonomian dunia membuat sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia ikut terkena
dampaknya. Nilai ekspor pun melorot drastis seperti dari China, Amerika
Serikat, dan negara-negara Eropa yang selama ini jadi pasar tradisional
Indonesia.
Presiden Joko
Widodo (Jokowi) menilai, anjloknya ekspor Indonesia tak lepas dari kurangnya
upaya membuka pasar-pasar baru di negara potensial, lantaran terlalu nyaman
menggarap pasar negara tujuan utama atau tradisional.
“Saya ingatkan ke
semua menteri, meskipun permintaan perdagangan untuk ekspor baru menurun, tapi
masih banyak negara yang bisa dijadikan tujuan utama bagi ekspor kita, yang
berpuluh tahun tidak kita lirik. Terutama negara yang memiliki penduduk lebih
dari 70-80 juta,” kata Jokowi dalam acara Kompas 100 CEO Forum di JCC, Jakarta,
Kamis (24/11/2016).
Jokowi
mencontohkan, Indonesia selama ini tak serius mencari pasar produk ekspor ke
negara-negara berpenduduk cukup besar seperti Srilanka, Aljazair, Nigeria, dan
Bangladesh.
“Itu enggak
pernah kita seriusi, masih banyak lagi. Karena kita selalu masuk ke pasar
tradisional kita baik Eropa, AS, Tiongkok. Terus itu-itu saja. Padahal semakin
banyak negara tujuan pasar yang bisa kita buka, berarti kita tidak menempatkan
telur dalam keranjang tertentu saja. Makin banyak negara kita garap, akan
semakin aman ekonomi kita,” kata Jokowi.
(Reporting detik.com dna/dna)
Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon