Aung San Suu Kyi
(Foto: REUTERS/Mike Segar)
|
Negara-Negara
Barat semakin prihatin atas cara pemerintahan Aung San Suu Kyi menangani
kekerasan di Myanmar. Bahkan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha
Power mengingatkan bahwa pemerintah Myanmar tak bisa mengatasi krisis itu
sendirian.
Power
menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB yang
digelar di markas besar PBB di New York, AS, seperti dilansir kantor berita
Reuters, Kamis (24/11/2016).
“Antusiasme awal
dari komunitas internasional untuk membiarkan Myanmar terus dengan jalur
reformasinya sendiri, tampaknya berbahaya saat ini,” ujar Power dalam pertemuan
tersebut, seperti disampaikannya dua diplomat yang hadir dalam pertemuan itu.
Juru bicara
Departemen Luar Negeri AS Nicole Thompson menolak menyebutkan secara detail apa
yang dibahas dalam pertemuan tertutup yang digelar pada 17 November tersebut.
“Kami terus mendesak
pemerintah untuk melakukan penyelidikan yang kredibel, independent atas
peristiwa-peristiwa di negara bagian Rakhine, dan mengulang permintaan kami
untuk akses media secara terbuka,” tuturnya.
Saat ini
kekerasan sedang marak di Rakhine, dengan dikerahkannya pasukan militer Myanmar
ke wilayah yang menjadi rumah bagi lebih dari 1 juta warga Rohingnya tersebut.
Pengerahan pasukan dilakukan sebagai respons atas serangan-serangan terpadu
terhadap tiga pos perbatasan pada 9 Oktober lalu, yang menewaskan 9 polisi.
Pemerintah dan
militer Myanmar telah menolak tudingan warga dan kelompok-kelompok HAM bahwa
para tentara telah memperkosa kaum wanita Rohingnya, membakar rumah dan
membunuh warga sipil selama operasi di Rakhine.
Juru bicara
kepresidenan Zaw Htay mengatakan, pemerintah Myanmar langsung merilis berita
yang benar untuk mencegah penyebaran informasi yang keliru.
“Komunitas Internasional
salah paham pada kami dikarenakan para pelobi Rohingnya yang menyebarkan berita
rekayasa,” cetus Htay. “Tak ada siapapun di dunia yang akan menerima
serangan-serangan terhadap aparat keamanan, pembunuhan dan penjarahan senjata,”
imbuhnya.
(Reporting detik.com ita/ita)
Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon