Mbah Suparni, Nenek Lanjut Usia yang Enggan Menjadi Pekok


Kulon Progo – Di usianya yang telah senja, dia terus bekerja. Dia berjualan. Banyak macam dagangannya. Dia juga masih punya sambilan membuat tampar. Sesuai nasehatnya, dia terus bekerja karena enggan menjadi pekok atau tolol karena malas berpikir dan bekerja.

Dia tinggal di Dusun Sadang, Desa Tanjungharjo. Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY). Usianya sudah sangat lanjut. Dalam pengakuannya, saat ini sudah berusia 117 tahun. Dia masih giat merajut tali tampar.

“Saya buat tali tampar ini dari daun pandan. Bahannya didapat dari orang, saya yang ngleles (menganyam) pakai alat yang namanya kleting. Kalau sudah jadi, nanti tali tamparnya disetor,” jelas Suparni, saat ditemui detikcom di rumahnya, Jumat (7/7/2017).

Pekerjaan itu, kata dia, hanya sambilan saja. Karena hanya mengerjakan daun pandan dari orang, Mbah Parni mengaku hanya diberi upah Rp 7 ribu per 1 kilogram daun pandan yang sudah berujud tampar. Dia hanya sanggup menyelesaikan 1 kg daun pandan untuk dikerjakan selama 2 hari.

Aktivitasnya merajut daun pandan menjadi tali tambang sudah dilakoni Suparni 5 tahun ini. Pekerjaan pokoknya adalah menjual gula, selendang, baju, maupun kain dengan cara berkeliling kampung.

“Pekerjaan pokok saya itu ya berjualan gula, kain, selendang, atau baju keliling desa. Pendapatnya tidak pasti, yang penting bersyukur,” tuturnya.

Sementara kegiatan memuat tali tampar, menurut Suparni tidak hanya dikerjakan dia sendiri. Lantaran warga satu desa, kebanyakan menggeluti profesi ini. “Satu desa di sini (Tanjungharjo), memang banyak warga membuat tali tampar,” ujarnya. (Usman Hadi/mbr)



detikNews.com
Previous
Next Post »

Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon