Rencana Relokasi Korban Erupsi Sinabung Berujung Rusuh


Jakarta – Rencana relokasi mandiri untuk sekitar 1.683 kepala keluarga yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jum’at (30/7) kemarin, berakhir rusuh.

Bentrokan antara warga Desa Lingga dan aparat Polres Tanah Karo itu menewaskan seorang warga bernama Andi Purba. Sementara itu, seorang warga lain bernama Ganepo Taringan saat ini dalam kondisi kritis.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, kerusuhan itu berawal dari penolakan warga Desa Lingga atas wacana relokasi untuk korban Sinabung.

Sutopo mamaparkan, siang kemarin, sekitar pukul 12.30 WIB, di lahan relokasi mandiri tahap kedua yang berada di Desa Lingga, pengembang membongkar pagar yang didirikan masyarakat setempat.

Warga Desa Lingga memasang pagar itu dengan klaim jalan potong menuju kampung.


Dua jam berselang, masyarakat setempat yang berjumlah sekitar 150 orang memblokir jalan sehingga Jalan Kabanjahe Simpang Empat macet total.

Setelah menghentikan penutupan jalan, kata Sutopo, massa kemudian mencari petugas pembongkar pagar. Tak kunjung menemukan sasaran, beberapa orang dari massa itu mengeluarkan pernyataan provokasi.

“Anggota polisi yang ada di tenda, berkisar 15 orang, lari ke Polres Tanah Karo untuk meminta bantuan,” ucap Sutopo pagi tadi.

Sejumlah personel kepolisian yang tiba di lokasi kemudian menangkap lima orang yang mereka duga bertanggung jawab atas pembakaran alat berat.

Sutopo mengatakan, tidak terima dengan penangkapan itu, massa pada pukul 20.20 WIB datang ke kantor Polres Tanah Karo. “Sekitar 200 orang itu langsung melempari Polres dengan batu,” kata dia.

Aksi tersebut, ujar Sutopo, dibalas polisi dengan gas air mata. Kerusuhan tersebutlah yang kemudian menewaskan Andi Purba

Lahan pertanian
Sutopo menuturkan, kerusuhan di Desa Lingga berkaitan dengan penyediaan lahan pertanian untuk korban Sinabung. Saat ini, para korban mencari lahan pertanian secara swadaya karena izin pinjam pakai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tak kunjung keluar.

“Jadi pilihan relokasi tahap dua yang disepakati adalah relokasi mandiri. Masyarakat mencari lahan sendiri di luar daerah merah,” kata Sutopo.

Selain lahan untuk pemukiman, para korban Sinabung juga memerlukan lahan pertanian sebagai modal ekonomi. Sutopo berkata, lahan pertanian untuk relokasi tahap satu seluas 416 hektare telah tersedia.

“Izin dari Kementerian LHK sudah keluar, sehingga relokasi tahap satu telah terpenuhi,” kata dia.


Sebelumnya, Kepala Staf Presiden Teten Masduki mengatakan, Presiden Joko Widodo ingin persoalan pengungsi Sinabung selesai tahun 2016. Pertengahan Juli lalu, Teten datang ke lahan relokasi di daerah Siosar, Tanah Karo.

Jokowi, kata Teten, akan merayakan natal tahun ini di Sinabung.


BNPB dan Pemkab Karo sepakat, jumlah pengungsi Sinabung yang akan direlokasi ke kabupaten itu berjumlah 1.903 kepala keluarga. Untuk relokasi mandiri, pemerintah pusat akan mengalokasikan dana sebesar Rp 190,6 miliar.








Previous
Next Post »

Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon