Harga Gas Mahal, Dirut Pupuk Indonesia Temui Menperin


Jakarta – Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat dan direksi anak perusahaan Pupuk Indonesia menyambangi Kementerian Perindustrian. Rapat yang diterima langsung oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto itu membahas soal harga gas untuk industri pupuk.

“Intinya bicara soal harga gas, khususnya untuk pabrik pupuk, ini agak cukup tinggi,” ujar Aas Asikin, di Kemenperin, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (13/9).

Pertemuan ini berlangsung sekitar 1 jam. Airlangga didampingi Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit, serta sejumlah direksi PT Pupuk Indonesia dan anak perusahaan.

Aas mengatakan, saat ini biaya produksi cukup tinggi karena industri pupuk menggunakan 70% gas sebagai bahan baku. Hal ini justru sulit bersaing dengan negara lain karena harga gas untuk industri pupuk di Internasional sekitar US$1-3 per MMBTU.

Sedangkan industri pupuk membeli gas di Indonesia dari Pertamina sekitar US$6-7 per MMBTU. Ia mengatakan, kebutuhan gas per hari untuk gas sebanyak 796 MMSCFD (gas yang diperlukan selama satu bulan untuk produksi 16 pabrik di seluruh Indonesia).

Harga gas untuk industri itu berdampak pada harga jual, di mana harga jual pupuk Indonesia sebesar US$250 per ton, sedangkan harga internasional seperti China sekitar US$ 200 per ton. Ini yang membuat industri pupuk sulit bersaing.


“Ini betul-betul uncontrolable terhadap pabrik pupuk,” ujar Aas.

Previous
Next Post »

Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon