Wisata Berkelanjutan Indonesia Nomor Dua di Dunia


Jakarta – Industri wisata bukan hanya sekedar destinasi, melainkan juga pengembangan infrastruktur secara keseluruhan dan berkelanjutan. Dengan kata lain, industri pariwisata harus bisa terus kontinyu sehingga mendatangkan manfaat tidak hanya bagi penduduk di daerah destinasi, mendatangkan devisa, sekaligus ramah bagi lingkungan.

“Pada prinsipnya, destinasi pariwisata harus berkelanjutan, yakni menjaga lingkungan, memberdayakan budaya dan tetap memberikan benefit ekonomi,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya di PATA Travel Mart 2016, Indonesian Convention Exhibition (ICE), Tangerang Selatan, pekan ini.

Atas dasar itulah di ajang pameran pariwisata terbesar se-Asia Pasifik itu, Arief Yahya meresmikan kerjasama dengan lembaga PBB untuk pariwisata, United Nation World Tourism Organization (UNWTO), melalui program Sustainable Tourism Observatorium (INSTO).

Indonesia sendiri, menurut Arief, sudah cukup berprestasi di bidang pariwisata berkelanjutan.

“Untuk Sustainable Tourism Development (STD), Indonesia hasilnya bagus. Kita peringkat kedua setelah China,” sebutnya.

Guna lebih meningkatkan prestasi tersebut, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menunjuk tiga lembaga pendidikan tinggi sebagai pakar di badan riset.

“Tugasnya, mengimplementasikan konsep prinsip sustainable tourims di daerah destinasi,” ujar dia.

Ketiga lembaga pendidikan tinggi yang dimaksud adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Mataram (Unram).

“Selama ini ketiga lembaga pendidikan itu sudah bekerjasama dengan UNWTO di Madrid,” tambahnya.

Sementara, untuk daerah destinasinya ada tiga yang tengah dipersiapkan yakni Sesaot di Senggigi, Lombok Barat, yang akan jadi diawasi oleh Unram. Adapun ITB akan menjadi pengawas Pantai Pangandaran dan Sleman berada di bawah pengawasan UGM.

“Nantinya daerah-daerah yang telah diriset akan memperoleh sertifikat sustainable tourism, termasuk juga sustainable tourism development dan sustainable tourism observatory. Standarnya akan dibuat global. Pembangunannya didukung secara ekologis dalam jangka panjang, layak secara ekonomi serta adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat,” terang Arief.

Lebih lanjut, dia berharap pariwisata berkelanjutan itu bisa lebih banyak mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Sekjen UNWTO Taleb Rifai, mengungkapkan Indonesia bisa jadi contoh bagus bagi perkembangan pariwisata berkelanjutan dunia.

“Pembangunan pariwisata Indonesia adalah contoh sukses yang bisa ditiru negara lain,” tambah Rifai.


Saat ini, jaringan STD mencakup 14 observatorium. Delapan berada di Tiongkok, tiga di Indonesia, satu di Yunani, satu di Meksiko dan satu lainnya di Brazil.

Previous
Next Post »

Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon