Jakarta – Lebih dari 1.500 orang turun ke jalan di Helsinki pada Sabtu (24/9)
untuk memprotes kekerasan dan rasisme setelah satu orang yang terluka dalam
unjuk rasa neo Nazi pada bulan lalu akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Korban tersebut
diduga meludah di depan kelompok ultra-kanan, Gerakan Perlawanan Finlandia,
yang sedang menggelar aksi unjuk rasa anti-imigran.
Pada pekan lalu,
kepolisian menahan satu orang anggota Gerakan Perlawanan yang diduga menyerang
pria tersebut. Kabar ini pun menyulut amarah warga yang selama ini bungkam.
Mengacungkan
plakat bergambar simbol perdamaian dan simbol swastika yang dicoret, para
pengunjuk rasa mengatakan sudah waktunya untuk memecah keheningan yang
membiarkan rasisme dan kekerasan gerakan ultra-kanan tumbuh di Finlandia.
“Rakyat merasa
pembicaraan mengenai rasisme sangat kurang di sini. Terlalu banyak pengabaian. Kami
semua harus berbicara lebih banyak mengenai rasisme, termasuk para pemimpin,”
ujar seorang pengunjuk rasa bernama Rosa kepada Reuters.
Setelah selama
ini dikritik sangat berhati-hati ketika berkomentar mengenai gerakan
ultra-kanan, Julia Sipila selaku Perdana Menteri Finlandia akhirnya ikut serta
dalam unjuk rasa serupa di Kota Kuopio.
“rakyat berkumpul
di sini karena sebuah alasan. Tindakan oleh gerakan ultra-kanan merupakan
kekhawatiran bagi mayoritas negara yang selama ini bungkam,” ucapnya kepada
lembaga penyiaran publik YLE.
Ia pun mengatakan
bahwa pemerintah sedang berencana memperketat regulasi yang mengatur gerakan
ekstremis dan ujaran kebencian.
Tahun lalu,
kepolisian juga menahan satu orang dalam demonstrasi yang digagas oleh Gerakan
Perlawanan. Menurut polisi, orang itu menyerang satu pengamat.
Kisruh ini
sebenarnya sudah mulai sejak tahun lalu, tepatnya ketika gelombang pengungsi
membanjiri Eropa sehingga menyebabkan sentimen anti-imigran.
Menanggapi
rangkaian demonstrasi ini, sekelompok orang di sudut lain Helsinki juga
menggelar aksi unjuk rasa bertajuk “Tutup perbatasan.” Menurut mereka, kritik
terhadap kebijakan imigrasi seharusnya tak disebut rasis.
Merujuk pada data
pemerintah, sekitar 32 ribu pencari suaka, kebanyakan dari Irak, tiba di
Finlandia tahun lalu.
Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon