Jakarta – Kejahatan siber yang mewabah di daratan Asia mulai mengancam Indonesia. Hal itu terindikasi dari peringkat Indonesia saat ini di posisi ke-26 secara global yang paling banyak menerima serangan siber.
Berdasarkan laporan Kaspersky Lab, Indonesia tercatat menerima 1,2 juta lebih ancaman siber. Jumlah tersebut terbilang besar melihat potensi pasar Indonesia.
“Ada indikasi kuat jumlah ancaman malware di Indonesia bakal terus tumbuh ke arah yang sangat membahayakan,” ujar Kepala Ahli Keamanan Kaspersky Lab Alex Gostev di Ritz Carlton, Jakarta, Kemarin.
Beberapa insiden kejahatan siber di Malaysia, Thailand, dan Singapura memperlihatkan keamanan korporasi dalam kondisi rapuh. Berbagai modus operandi seperti pencurian identitas akun bank, ransomware, dan perampokan ATM terkesan makin inovatif.
Pelaku kejahatan siber bahkan sudah mampu menjamah perangkat mobile di tangan masyarakat. Berbekal aplikasi di Android yang dibuat dengan modal US$5 ribu setara Rp65 jutaan, penjahat bisa menggondol US$25 ribu lewat ransomware dan malware yang sengaja ditanam di dalamnya.
“Sekedar memasang perimeter pertahanan tak akan pernah cukup, perusahaan perlu memasang pengamanan yang bisa mendeteksi serangan yang ditargetkan,” lanjut Alex.
Ulasan Kaspersky Lab menjadi peringatan penting bagi lembaga pemerintah, korporasi, dan masyarakat di Indonesia. Dengan populasi yang besar, Indonesia menjadi sasaran empuk bagi cybercriminal dunia.
Khusus bagi masyarakat umum, upaya menghindari kejahatan siber bisa dilakukan dengan tidak mengunjungi situs mencurigakan, link tak dikenal, mengunduh torrent file, atau aplikasi aneh.
Keadaan bisa makin menyulitkan dengan hadirnya negara sebagai pemain baru dalam kejahatan siber.
“Kejahatan siber yang didalangi negara adalah yang paling sulit ketimbang kejahatan yang dilakukan peretas atau cybercriminal, sebab sumber daya mereka yang hampir tak terbatas,” tutupnya.
Salah satu contoh kejahatan siber yang disponsori negara adalah saat Iran terlibat dalam krisis nuklir di Timur Tnegah beberapa tahun silam. (CNNIndonesia.com)
Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon