Jakarta – Korea Utara mengumumkan tengah melanjutkan produksi plutonium dengan memproses ulang bahan bakar bekas. Korut mengungkapkan mereka tidak akan menghentikan uji coba nuklir selama ancaman Amerika Serikat masih dirasakan.
“Kami sudah memproses ulang bahan bakar nuklir bekas yang diambil dari reaktor grafit,” demikian pernyataan resmi Institut Energi Atom Korut dalam wawancara tertulis dengan kantor berita Jepang, Kyodo, seperti dikutip Reuters.
Institut yang memegang yurisdiksi fasilitas nuklir Yongbyong ini juga mengatakan bahwa mereka sudah memproduksi uranium hingga cukup untuk membuat senjata nuklir dan akan berfungsi sesuai jadwal.
Namun, insititut itu tidak menjabarkan lebih lanjut jumlah plutonium atau pengayaan uranium yang sudah diproduksi.
Pengumuman ini sekaligus membenarkan rumor yang beredar selama ini bahwa Korut memang tengah memproduksi kembali plutonium.
Pada Juni lalu, badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Badan Energi Atom, mengatakan bahwa Korut tampaknya telah membuka kembali situs Yongbyong untuk memproduksi plutonium dari bahan bakar bekas.
Soerang pejabat senior dari Kementerian Luar Negeri AS bahkan menyebut Korut sudah mulai memproduksi elemen nuklir.
Ketika mendengar pengumuman ini, pada Rabu (17/8) Kemlu AS pun mengatakan bahwa aktivitas Korut itu merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB.
“Kami menyerukan kepada Korut untuk menahan diri dari tindakan dan retorika yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan,” ucap juru bicara Kemlu AS, Katina Adams.
Korut sendiri sudah mengumumkan rencana membuka semua fasilitas nuklir mereka sejak 2013 lalu, termasuk reaktor utama Yongbyong yang selama ini sudah ditutup.
Rencana itu dimantapkan dengan pembukaan kembali Yongbyong pada September lalu. Berselang beberapa bulan, tepatnya Januari lalu, Korut mengumumkan berhasil melakukan uji coba nuklir keempat mereka, dilanjutkan dengan peluncuran satelit menggunakan roket sebulan kemudian.
Meskipun langsung dijatuhi berbagai sanksi tambahan dari komunitas Internasional, Korut tetap melancarkan beberapa uji coba peluncuran rudal setelah itu.
Setelah pengerahan sistem pertahanan rudal dari AS di Korea Selatan, Korut pun meningkatkan aktivitas yang berkaitan dengan proyek nuklirnya. Mereka bahkan mengumumkan akan membangun reaktor nuklir 100 ribu kilowatt untuk eksperimen.
“Di tengah kondisi di mana AS terus mengancam kami dengan senjata nuklirnya, kami tidak akan berhenti melakukan uji coba nuklir,” demikian bunyi pernyataan institut tersebut. CNNIndonesia.com.
Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon