Jakarta – kementerian Keuangan (Kemenkeu) bakal menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) pada Oktober 2016. SBN tersebut bakal menjadi obligasi terakhir yang diterbitkan pemerintah tahun ini, guna mempersempit defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016.
“Dengan defisit (anggaran) 2,5 persen, kami perkirakan pertengahan Oktober kami selesai eksekusi (penerbitan SBN),” tutur Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Robert Pakpahan, Jumat (19/8).
Robert mengungkapkan, estimasi penerbitan gross SBN dalam revisi anggaran tahun ini sekitar Rp 611 triliun dengan asumsi defisit anggaran sebesar Rp 296,7 triliun atau 2,35 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Namun, hingga akhir tahun, defisit anggaran diperkirakan melebar menjadi 2,5 persen dari PDB dan berdampak pada bertambahnya pembiayaan sebesar Rp 17 triliun. Dengan demikian target penerbitan SBN sepanjang tahun ini menjadi Rp 628 triliun.
Saat ini realisasi penerbitan SBN gross telah mencapai sekitar Rp 528 triliun dan menyisakan ruang penerbitan SBN gross sekitar Rp 100 triliun.
Lebih lanjut, Robert mengaku sudah mengambil ancang-ancang menerbitan SBN sebagai pembiayaan lebih awal (pre-funding) untuk anggaran tahun depan. Namun, terkait kapan dan besarannya Robert mengatakan akan kembali melihat kondisi pasar.
Jika jadi melakukan pre-funding, kemungkinan pemerintah akan menerbitkan SBN senilai Rp 50 triliun.
“Sekitar Rp 50 triliunan dimungkinkan pre-funding untuk membantu pengelolaan kas di tanggal 1 Januari karena memang penerimaan pajak di Januari itu masuknya di atas tanggal 10,” ujarnya. CNNIndonesia.com
Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon