Yaman Sudah Merugi Rp183 Triliun Akibat Perang Saudara


Jakarta - Kerugian akibat kerusakan infrastruktur dan hancurnya perekonomian dalam perang saudara di Yaman telah mencapai lebih dari US$14 miliar atau sekitar Rp183 triliun. Data ini diperoleh Reuters dalam dokumen rahasia yang diterbitkan beberapa lembaga ekonomi dunia.

Reuters dalam artikelnya, Rabu (17/8), melaporkan bahwa kerugian ini menunjukkan perlunya Yaman mendapatkan bantuan dana untuk membangun negara, yang setengah dari populasinya kekurangan nutrisi akibat perang antara pemerintah dan pemberontak Syiah, Houthi.

“Konflik sejauh ini menyebabkan kerugian akibat kerusakan (masih sebagian dan belum lengkap) hampir US$7 miliar dan kerugian ekonomi (dalam nominal) lebih dari US$7,3 miliar dalam hubungannya dengan pemenuhan produk dan jasa,” bunyi laporan gabungan dari Bank Dunia, PBB, Bank Pembangunan Islam dan Uni Eropa tertanggal 6 Mei lalu.

Selain menghadapi pemberontakan Houthi yang didukung Iran, pemerintahan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi yang diakui PBB juga harus menghadapi ancaman militan Al-Qaidah di Semenanjung Arab.

Telah berlangsung selama 16 bulan, perang Yaman sudah menewaskan lebih dari 6.500 orang, membuat 2,5 juta orang tersingkir dari rumah, dan menyebabkan bencana kemanusiaan di negara yang memiliki PDB hanya US$1.097 pada 2013 berdasarkan perkiraan Bank Dunia.

Laporan gabungan lembaga dunia itu adalah hasil penyelidikan internal dan tidak dirilis ke publik. “Temuan awal ini hanya sebagian, tapi terus berkembang, karena konfliknya masih berlangsung,” ujar laporan hasil penilaian yang dilakukan pada akhir 2015 hingga awal tahun ini.

Akibat konflik, Kementerian Pendidikan Yaman mencatat 1.671 sekolah di 20 provinsi paling terdampak perang, 287 di antaranya perlu perbaikan besar, 544 sekolah digunakan sebagai tempat pengungsian warga yang kehilangan rumah, dan 33 lainnya dikuasai kelompok bersenjata.


Mengutip Kementerian Kesehatan Publik dan Populasi, fasilitas medis di Yaman juga terpuruk. Laporan gabungan menyebutkan, 900 dari 3.652 klinik yang melayani vaksinasi tidak beroperasi lagi sejak awal 2016, membuat 2,6 juta anak Yaman di bawah usia 15 tahun terancam tertular cacar air. CNNIndonesia.com.
Previous
Next Post »

Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon