Jakarta – Para siswa sekolah dasar di Korea Utara ternyata menghabiskan 171 jam dari kurikulum mereka untuk mempelajari kehidupan masa kecil Kim Jong Un.
Secara keseluruhan, para siswa sekolah dasar tak hanya dituntut untuk mempelajari masa kecil Kim, tapi juga ayahnya, Kim Jong Il, serta kakeknya, Kim Il Sung, bahkan neneknya, Kim Jong Suk, dalam kurikulum selama lima tahun.
Menurut laporan Institut Korea untuk Evaluasi Kurikulum (KICE), pelajaran mengenai kehidupan Kim Jong Il dan Kim Il Sung sendiri masing-masing akan memakan 171 jam kurikulum. Sementara untuk Kim Jung Suk, disediakan 34 jam.
Waktu yang dihabiskan oleh para siswa untuk mempelajari Dinasti Kim ini lebih banyak ketimbang pelajaran lain. Tercatat hanya kelas bahasa Korea dan Matematika yang dapat mengalahkan porsi pelajaran mengenai Kim tersebut, yaitu 1.197 dan 821 jam dalam lima tahun.
KICE menyebut bahwa doktrin pelajaran ini bertujuan agar “siswa mengerti konsep revolusi dan kesetiaan keapda partai [berkuasa di Korut] dan pemimpin tertinggi, sementara terus menjaga semangat untuk menjaga sang pemimpin, Kim Jong Un.”
Layaknya negara komunis lainnya, prinsip utama Korut juga berdasar pada revolusi kelas pekerja. Namun, para penguasa mengklaim bahwa publik harus menerima bimbingan dari pemimpin mereka, yaitu keluarga Kim.
Doktrin tersebut ditanamkan di otak para siswa sejak masa wajib belajar 12 tahun, dimulai dari taman kanak-kanak dan berakhir dengan tiga tahun di tingkat sekolah menengah atas.
Tak sampai di situ, doktrin mengenai Keluarga Kim berlanjut hingga tahapan edukasi selanjutnya. Para mahasiswa belajar mengenai sejarah revolusi Kim Jong Un selama 81 jam.
“Pelajaran yang tidak berkaitan dengan Kim Jong Un dimasukkan sebagai subjek spesial guna memperkuat kepemimpinannya. Empat mata pelajaran mengenai keluarga Kim diajarkan secara konsisten selama sekolah dasar, menengah, dan tinggi,” ujar Kim Jin Sook dari KICE dalam laporannya, seperti dikutip AsiaOne.
Kini, terjadi perubahan dalam kurikulum pendidikan Korut karena menyesuaikan standar global, yaitu dengan menekankan pelajaran bahasa Inggris dan teknologi informasi. Kelas inggris bahkan memakan lebih banyak waktu ketimbang bahasa Korea.
“Di samping pembatasan alat ideologi dalam edukasi, kita dapat melihat eksperimen baru edukasi sedang dicoba di Korea Utara,” tulis Kim.
Namun tetap saja, kata Kim, persepsi masyarakat akan kabur karena adanya doktrin begitu kuat mengenai sistem politik di Korut.
Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon