Pemerintah Akan Bahas Sandera Dengan Presiden Filipina


Jakarta – Upaya pembebasan sepuluh warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina terus dilakukan kedua negara. Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan Pemerintah Indonesia akan bertemu dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam waktu dekat untuk membahas kasus itu.

Selain membahas pembebasan sandera, kata Wiranto, kedua negara juga akan membicarakan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Filipina, khususnya mengenai kesepakatan bersama terkait satuan tugas pengamanan atau join task force.

“Itu nanti rencananya kami akan buat kesepakatan bersama untuk ada join task force untuk melawan (penyanderaan), sehingga tidak perlu bolak-balik melawan kalau ada penyanderaan,” kata Wiranto saat ditemui di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (1/8).

Rencana pertemuan ini telah disampaikan mantan Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan sebeluumnya. Kala itu, dia menyebutkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan pendiri Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari akan berkunjung ke Indonesia.

Menurutnya, salah satu misi kedatangan kedua tokoh asal Filipina itu untuk membahas perkembangan negosiasi pembebasan sandera dengan Abu Sayyaf.

Pemerintah Indonesia telah mengutus seorang negosiator ke Filipina untuk menemui Misuari. Menurut Luhut, pemerintah Indonesia ikut melibatkan Misuari sebagai pihak penghubung yang dianggap bisa membantu membebaskan sandera.

Selain dikenal dekat dengan Duterte, Misuari juga memiliki kedekatan komunikasi dengan kelompok Abu Sayyaf. Misuari dinilai cukup berpengaruh di kalangan Abu Sayyaf. Komunikasi dengan Misuari pun tetap dijaga pemerintah Indonesia.

“Mungkin nanti Misuari yang akan menyelesaikan masalah (penyanderaan) ini dengan pengikut-pengikutnya atau kelompok-kelompok Abu Sayyaf itu,” kata Luhut bulan lalu.

Hingga kini, sepuluh WNI masih disandera di Filipina oleh kelompok Abu Sayyaf. Tujuh WNI di antaranya merupakan anak buah kapal tugboat Charles 002 dan Robby 152. Mereka disandera di Laut Sulu, Filipina Selatan, saat sedang menempuh perjalanan membawa batu bara dari Tagoloan Cagayan, Mindanao, menuju Samarinda. Sementara tiga WNI lainnya disandera pada waktu yang berbeda, 9 Juli lalu.

Selama ini WNI menjadi langganan penyanderaan kelompok militan di Filipina. Sebelumnya, ada 14 WNI yang kini telah bebas setelah diculik kelompok Abu Sayyaf.


Pada kasus penyanderaan 14 WNI di Filipina sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryaducu menyebut Misuari ikut membantu proses diplomasi dengan Abu Sayyaf dalam memuluskan pembebasan sandera. Karena kedekatan dengan Misuari pula, Mayjen Purnawirawan Kivian Zen disebut terlibat dalam proses pembebasan tersebut.










Previous
Next Post »

Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon