Era Komik Digital, Bagaimana Nasib Komik Cetak?


Jakarta – Teknologi tak cuma mengubah bagaimana cara memandang dunia dan melakukan banyak hal. Namun tak dimungkiri, terkadang adanya perkembangan teknologi justru mengubah suatu kondisi dan menghilangkan keberadaannya. Seperti misalnya kemunculan musik streaming yang kemudian menyebabkan penurunan pada penjualan cd musik atau kaset rekaman.

Tapi kenyataannya, teknologi juga mengubah cara Anda membaca buku dan komik. Komik kini tak hanya hadir dalam bentuk cetak, tapi juga digital. Berbekal ponsel pintar dan kuota internet yang mumpuni, Anda sudah bisa mengunduh aplikasi komik digital dan membaca semua cerita sesuai genre yang disukai.

Kondisi ini tentunya berbeda dengan saat membaca sebuah komik cetak. Secara perlahan, komik digital memang telah mengubah cara remaja dan generasi millenial membaca komik dalam beberapa tahun terakhir. Namun berbekal semua kemudahan dan kepraktisannya, akankah komik digital menggusur keberadaan komik cetak?

Salah satu pencetur platform komik digital bertajuk Line Webtoon, Kim Jun Koo menyatakan bahwa kehadiran komik digital ini adalah untuk mendukung komik cetak. Komik digital muncul dan berkembang pesat di Korea Selatan.

“Komik digital ini muncul di tahun 2004. Kala itu mana industri komik cetak Korea menghadapi masa sulit<’ kata Kim Jun Koo saat konferensi pers Webtoon di Pop Con 2016, Senayan, Jumat (12/8).

“Saya memiliki visi untuk menciptakan sebuah platform bagi pecinta komik dan kreatornya.”

Dia menambahkan, munculnya komik digital ini juga memiliki tujuan untuk menghubungkan kreator dan pecinta komik diseluruh dunia lewat dunia maya. “Komik digital dan komik cetak itu saling bersinergi,” katanya.

Hal ini juga dibenarkan oleh kreator komik ‘Si Juki’ Faza Ibnu Ubaidillah yang ditemui CNNIndonesia.com, saat acara ‘PopCon Asia 2016’ di Jakarta Convention Center, Juamt (12/8) mengatakan bahwa keberadaan komik digital tak menggeser posisi komik cetak, bahkan justru melengkapinya.

“Komik digital turut membantu kebangkitan komik Indonesia, menurut saya komik Indoensia sudah bangkit karena adanya media sosial dan internet, itu yang saya buat komik lokal bangkit dan semakin banyak komikus baru setiap bulannya,” kata Faza.

Lebih lanjut menjelaskan, menurutnya keberadaan komik cetak pun tak tergeser karena memang tetap banyak yang menyukai. “Intinya komik digital itu membantu komik cetak, dan ternyata generasi-generasi pembaca komik sekarang masih suka dengan yang cetak, pun mereka juga suka komik digital,” kata Faza.

Dengan kata lain, baik Jun Koo dan Faza mengungkapkan bahwa komik cetak yang sempat ‘mati suri’ akan bangkit kembali dengan adanya komik digital. Ketika antusiasme komik digital meningkat, ada juga kemungkinan untuk diterbitkan dalam bentuk cetak.

“Di Korea Selatan sendiri sudah banyak webtoon yang akhirnya dijadikan versi cetak dan juga sebaliknya, bahkan juga dibuat film atau dramanya,” kata Park Tae Jun, kreator komik digital Lookism dalam acara yang sama.

Strategi pembuatan komik digital dan komik cetak pun tak berbeda jauh, khususnya dari pemilihan genre, Jun Koo mengungkapkan, sampai saat ini, komik digital yang lebih banyak disukai adalah komik dengan tema-tema yang menarik simpati orang lain.

Perkembangan komik digital dengan jangkauan yang lebih luas, tak lantas membuat para kreatornya merasa kesulitan selama proses pembuatannya dan memenuhi keinginan pembaca.

Seperti yang diungkapkan kreator komik digital terbesar di Indonesia, Archie the Redcat, pada acara sama mengatakan bahwa dunia digital membantu kemudahan pembaca menentukan ketertarikannya dengan mengintip dahulu sebagian tema-tema yang ia sukai.

“Genre dalam komik digital bermacam-macam, pembaca diberi kesempatan pilih genre yang ia suka dan bisa pilih yang lainnya pun lebih mudah, diintip dulu,” ungkap pemilik pengikut satu juta subscriber ini.

Bicara soal petensi perkembangan komik digital, Jun Koo mengaku potensinya saat ini sangatlah besar. “Fenomenanya sangat besar, dari komikus yang kecil sampai masuk dunia digital,” katanya menjelaskan.

Pembaca komik digital pun jumlahnya semakin bertambah setiap saat. Berdasarkan data yang dirilis oleh Line Webtoon pada April 2015, Indonesia telah berhasil menjadi pembaca terbanyak komik digital dibandingkan negara lain, dengan 6 juta pengguna aktif.


“Indonesia adalah pasar kami, dan kami ingin dapat tumbuh bersama Indonesia dengan cara berkomitmen untuk mendukung talenta lokal Indonesia,” kata Jun Koo.









Previous
Next Post »

Jadilah yang pertama berkomentar di bawah ini ConversionConversion EmoticonEmoticon